Refleksi untuk Bangsa

Saat menulis posting ini, saya sedang berada dalam kondisi mood yang tidak terlalu baik. Entah kenapa, saya merasa seperti ini. Saya sedang kehilangan passion untuk belajar, padahal besok ada salah satu kuis besar dengan materi yang cukup banyak. Perasaan semacam ini memang jarang muncul dalam kehidupan saya, akan tetapi saat rasa seperti ini menyergap, sulit bagi saya untuk menghilangkannya. Saya berpikir, saya harus belajar banyak untuk mengatasi hal ini. Inilah saatnya, saat yang tepat bagi saya untuk membuktikan kemampuan dan konsistensi perencanaan terhadap pengembangan diri saya (sebagaimana yang saya ungkapkan dalam posting berjudul "The Next Plan").

Saat rasa itu datang, saya yang seharusnya berjuang keras untuk mempelajari materi kuis besar besok justru memilih untuk bersantai, membaca koran, membaca buku yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran, dan ber-SMS ria dengan teman-teman . Setelah sekitar satu setengah jam, saya menghabiskan waktu untuk ber-SMS dengan beberapa teman (Intan, Tika, Winda, Vira, Rara, Bellynda, dkk), saya memutuskan untuk mulai menyalakan laptop. Akan tetapi, saya tetap belum mendapatkan passion dan mood yg tepat untuk mendukung proses belajar saya, hingga akhirnya saya mencoba berbagai cara untuk menemukan kembali passion belajar saya, salah satunya adalah dengan mencoba menulis posting-an kali ini.

Sayapun mencoba menganalisa hal yang menyebabkan hilangnya passion saya. Menurut dugaan saya, hal ini disebabkan oleh kegiatan hari ini yang kurang memfasilitasi keinginan saya untuk berkarya (hehe, mengutip gaya bahasanya Ona) atau mungkin juga karena saya menginginkan sesuatu yang ternyata tidak / belum terjadi hari ini.

Pagi ini, saya kuliah, berangkat sama Rara, terlambat 5 menit, padahal kuliah cuma 50 menit (bedanya bener2 drastis klo dibanding sm hari-hari bisanya). Lalu menjadi pendamping panitia di acara Forum Komunikasi Humas se-Malang Raya (Forkomhumas Malang Raya). Di sana, saya bertugas membantu tim humas UMC yang kebetulan menjadi tuan rumah acara ini. Sekaligus juga mengikuti presentasi dari pembicara-pembicara hebat. Saya dan beberapa teman dari tim website lainnya (Arlingga, Tika, Ekak, David, dan Umi) hadir di sana. Karena yg bisa mengikuti acara secara penuh hanya anak2 yang tidak sedang ada kuliah, jadi David, Ekak, dan Umi hanya mengikuti sebagian acara saja.

Acara Forkomhumas kali ini sangat menarik bagi saya, sebab mengambil tema mengenai peran media online bagi suatu Universitas. Sebagai anggota tim website UMC, kami merasa bahwa materi yang diberikan akan sangat membantu kelancaran dedikasi dan kontribusi kami kepada Universitas Ma Chung. Sayangnya, karena saya juga harus menjaga buku tamu, sertifikat, souvenir, dll di meja depan, saya tidak dapat mengikuti keseluruhan acara secara utuh. Namun demikian, handout slide yang diberikan juga sudah cukup menambah wawasan baru bagi saya,terutama mengenai dunia website dan seluk beluknya.

Pada saat seluruh peserta telah menikmati makan siang, saya, Tika, Arlingga, Mbak Ita dan Mas Irawan makan siang bersama. Pada saat itu, beberapa dosen Tionghoa juga ikut bergabung bersama kami. Senang rasanya, melihat orang-orang dari negara yang berbeda nampak menikmati masakan Indonesia. Apalagi kebetulan menu yang dihidangkan adalah menu Classic Indonesia, sehingga beliau-beliau menyantap hidangan-hidangan khas Indonesia, diantaranya sayur asem, tempe bacem, tumis daun pepaya, opor ayam, sate komoh, dan beberapa menu lainnya. Pilihan menu khas Indonesia ditambah dengan catering yang cukup ahli di bidangnya, menjadikan rasa masakan-masakan tersebut sesuai dengan rasa masakan Indonesia yang seharusnya, yaitu lezat tiada duanya. Saat itu saya tersenyum bangga melihat beberapa dosen asing nampak sangat menikmati hidangan yang ada. Saya bangga menjadi bagian dari negara ini.

Sekali lagi saya ulangi, saya bangga bisa menjadi bagian dari negara ini, negara Indonesia. Saya hidup dari air dalam bumi Indonesia. Saya tumbuh dengan berpijak pada tanah Indonesia. Jika sampai ada yang menjelek-jelekkan bangsa Indonesia di hadapan saya, saya sendiri yang akan menghadapinya. Dan, kalau memang suatu hari saya harus meninggalkan negara ini untuk beberapa saat, saya berjanji untuk tetap menjagamu di dalam hati. Trust me, saya akan tetap memberikan yang terbaik untuk Indonesiaku. Apapun yang terjadi, engkau tetap Indonesiaku!!

[Setelah menulis posting ini, saya merasa lebih baik. Semangat saya mulai kembali membara. Saya ingin memberikan yang terbaik. Saya ingin memberikan kontribusi yang nyata kepada agama, bangsa, negara, dan lingkungan saya. Mungkin saat ini belum terlihat secara nyata, tapi saya berjanji akan membuktikannya suatu hari nanti. Keep Fight!!]

0 komentar:

Post a Comment