No One To Blame But Myself

Tadi malam, saya dan seorang teman baru saja pulang dari kantor salah satu lembaga untuk membuat proposal. Setiba di depan rumah, saya segera berlari masuk karena hujan deras sedang mengguyur daerah tempat tinggal saya. Setelah memasuki ruang tamu, saya benar-benar terkejut. Adik saya sedang duduk di sana bersama seorang wanita berjilbab yang ternyata adalah seorang guru les. Saya tak mampu berkata-kata, ada sesuatu yang memberontak di dalam diri saya.

Hal ini berarti, eksistensiku sebagai seorang kakak sedang dipertanyakan. Aku memang bukan seorang yang jenius dan berkemampuan seperti Einstein, tapi setidaknya aku masih bisa berusaha untuk memberikan solusi atas permasalahannya. Dan, aku tahu kemampuan dalam diri adikku tak pernah membuat orangtua kami benar-benar membutuhkan seorang guru khusus untuk membantunya. Sepanjang sejarah, belum pernah sekalipun orangtuaku menyewa seorang guru les untuk membantu anaknya memahami pelajaran sekolah, tentunya selain tadi malam. Aku tak bisa berhenti menyalahkan diriku. Aku telah mengecewakan adikku dan kedua orangtuaku.

Bagaimana mungkin aku membiarkan adikku memanggil seorang guru les, sementara ada aku, kakaknya, yang selalu ada untuk membantunya.

Tunggu... aku jadi bertanya-tanya...

Selalu ada?? Apakah aku benar-benar selalu ada? Apakah aku benar-benar selalu ada saat dia membutuhkan?

Tidak.

Aku tak pernah ada di sampingnya saat dia membutuhkanku.

Kesibukan selalu menjadi alasan yang membuatku semakin jauh darinya.
Saat aku tiba di rumah, dia sudah lelah bahkan terlelap.

Saat kami bangun di pagi hari, kami sudah sibuk dengan persiapan menghadapi hari kami masing-masing.

Bahkan Sabtu atau Minggu seringkali tak lagi dapat menjadi saat-saat kami menghabiskan waktu, untuk sekedar berbagi semangkuk es krim atau bermain game bersama.

Maafkan aku, Adikku...
Meski aku tak selalu ada di sampingmu, tapi aku berjanji akan berusaha untuk selalu bisa membantumu di saat kamu membutuhkanku.

Sepenggal Kisah yang Terlewatkan

Hai, Guyssss!!

Wah, sudah beberapa bulan saya tidak menulis posting di blog. Rasanya sudah tidak sabar saya ingin berbagi cerita lagi di sini. Sebenarnya selain karena terdapat gangguan teknis pada blog saya, juga karena beberapa hal lain yang membuat saya belum bisa merawat kembali coretan-coratan dalam blog saya.

Terhitung sejak posting terakhir saya pada bulan Juni yang lalu, hingga saat ini, ada begitu banyak hal yang terjadi dalam kehidupan saya. Hal-hal yang membuat hari-hari saya berwarna. Merah, kuning, biru, hijau, jingga, bahkan kelabu. Di posting ini, saya akan bercerita sebagian dari hal-hal itu, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi teman-teman. Tanpa ada maksud terselubung apapun, saya hanya ingin mencurahkan isi hati saya dan menebus rasa bersalah saya setelah sekian lama meninggalkan pembaca blog saya. Berikut diantaranya :

SFD 2009

Pada tanggal 10 Oktober kemarin, saya dan teman-teman bersama-sama mengadakan acara Software Freedom Day 2009 di kampus kami, Universitas Ma Chung. Kami bangga bisa berpartisipasi dalam menyelenggarakan acara ini karena event ini diadakan dalam rangka peringatan Software Freedom Day 2009 yang dilaksanakan serentak di seluruh dunia setiap tahunnya. Sebenarnya SFD untuk tahun ini diperingati pada 19 September, namun karena saat itu bertepatan dengan hari raya Idul Fitri, maka tanggal perayaan di beberapa negara dimundurkan. Dalam acara ini, panitia yang dibentuk hanya terdiri dari 15 orang, namun peserta yang hadir mencapai lebih dari 350 orang. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Sun Microsystem, beserta Campus Ambassadornya, yang telah mendukung penuh penyelenggaraan acara ini, seluruh peserta seminar dan undangan yang telah hadir, teman-teman panitia yang sangat kompak, dan pihak-pihak lain yang sudah banyak membantu. We learned that success is the result of perfection, hard work, learning from failure, loyalty, and persistence.

[Foto bersama teman-teman perwakilan BloggerNgalam]

Break-up

I just got broken up with…. after almost 4 years. Ya, setelah sekian lama dia mengisi satu ruang dalam hati saya, beberapa sebab membuat hal ini terjadi. Tak ada yang bisa disalahkan, tak ada yang harus menyalahkan. Bagaimanapun, aku pernah tertawa bersamanya, pernah bangga karenanya, pernah tersenyum melihatnya, pernah tak henti memikirkannya, pernah melewati proses pendewasaan diriku sekian lama bersamanya. Dia adalah salah satu laki-laki terbaik yang pernah kukenal. Dia sering membuatku tersenyum bangga atas berbagai pencapaiannya. Dia sering menjadi sumber motivasiku. Dia membuatku semakin mengerti makna ketulusan, kebaikan hati, pengorbanan, ketekunan, dan banyak hal lainnya. Dan, kita tak tahu apa yang akan terjadi nanti. Though it’s gonna hurt us both, this time, there’s nothing left to say but goodbye.

Nutriviware

Bersama rekan-rekan yang dahsyat, Arlingga, Anggi, Rahayu, dan Yosephine, kami mendirikan kelompok Nutriviware Corp. untuk mengikuti kompetisi Ma Chung Technopreneur Brainstorm Competition 2009. Bersama-sama, kami merancang sebuah perencanaan bisnis yang bergerak di bidang pengembangan perangkat lunak / software kesehatan. Dan, Alhamdulillah, usaha kami membuahkan hasil. Kami berhasil meraih juara I dalam kompetisi ini, sehingga kami berhak mendapat hadiah modal usaha serta beasiswa prestasi dengan jumlah yang membuat kami tak henti mengucap syukur. Terima kasih, Ya Allah…semoga hal ini tidak menjadikan kami takabur… dan justru semakin mendekatkan kami kepadaMu. And… together we will invent the next BIG thing!


Forkomil

Bersama teman saya, Haqqi, pada bulan Juni yang lalu saya ditunjuk oleh dosen saya untuk mewakili prodi Teknologi Informasi untuk menjadi pembicara dalam Forum Komunikasi Ilmiah yang dihadiri oleh hampir seluruh dosen dan staf Universitas Ma Chung. Dalam forum ini, saya dan Haqqi membahas tentang CMS (Content Management System). Di forum ini, untuk pertama kalinya saya memberikan materi kepada Bapak/Ibu dosen dan staf yang tentunya jauh lebih senior dibandingkan saya. Terlebih lagi bahasa pengantar yang digunakan dalam forum ini adalah Bahasa Inggris. Jadilah di awal-awal forum dimulai, saya merasa sedikit nervous, hehe. Tapi setelah itu, saya bisa mengatasinya, semua berjalan dengan lancar dan menjadi pengalaman berharga bagi saya yang tentunya sulit dilupakan. Benar memang quote yang mengatakan, “It’s not because things are difficult that we do not dare, it’s because we do not dare that they are difficult”. So, just embrace them!! ^^

Lomba Resensi

Beberapa waktu yang lalu, saya juga terpilih menjadi juara II dalam lomba resensi buku yang mengangkat tema tentang Leadership. Dengan demikian, Alhamdulillah, saya mendapat tambahan koleksi buku mengenai Kepemimpinan dan juga mendapat tambahan uang saku, hehehe. Billie Aquola said, “I never compete against competition. The only one I compete is against myself, because one day I will beat the competition and then who will I compete against?”

Ma Chung Shufa Award

Pada acara Dies Natalis II, Universitas Ma Chung, tak disangka-sangka saya dan seorang teman saya, Arlingga, mendapat penghargaan berupa Ma Chung Shufa Award. Sungguh saya tak pernah menyangka akan mendapat penghargaan ini. Menurut informasi yang saya dapat, kami berhak mendapat award ini karena pengabdian kami untuk website Universitas Ma Chung. Dengan demikian saya berhak mendapat dana bantuan untuk penyelesaian tugas akhir saya nanti. Sungguh saya ucapkan terima kasih kepada banyak pihak. Just Leap, and the net will appear! =)

Gorgeous Girls

Terhitung mulai tahun ketiga ini, program studi Teknologi Informasi yang tak lain adalah prodi saya tercinta dipecah menjadi dua prodi berbeda yakni prodi Sistem Informasi dan prodi Teknik Informatika. Dengan demikian perkuliahan prodi Sistem Informasi tidak lagi bisa bergabung dengan perkuliahan prodi Teknik Informatika. Akibatnya, saya tak lagi tergabung dalam satu kelas dengan sebagian besar teman-teman sepermainan saya, Gorgeous Girls. But, GG never dies!! Our friendship will last forever!! Keep fight, Girls!!

[GG_Gorgeous Girls]

Technopreneur Days 2009

Salah satu hal yang cukup banyak menyita waktu liburan saya adalah kegiatan Ma Chung Technopreneur Days 2009. Dalam kepanitiaan Ma Chung Technopreneur Days tahun ini, sebagaimana tahun lalu, saya lagi-lagi memilih untuk menjadi sekretaris. Sebenarnya saya memilih jabatan ini untuk belajar memperbaiki kekurangan-kekurangan yang mungkin pernah saya lakukan di kepanitiaan acara yang sama tahun lalu. Dan, Alhamdulillah, acara ini selalu berjalan semakin baik, dari tahun ke tahun. Saya sungguh menikmati saat-saat mempersiapkan acara-acara ini. Terlepas dari adanya beberapa oknum yang sempat mengganggu, saya benar-benar bangga dan bahagia dikelilingi teman-teman yang bekerja dengan sungguh-sungguh untuk acara ini. Remember, They may forget what you said, but they will never forget how you made them feel. Panitia MTD 2009, dahsyattt!!

Penelitian Dikti

Satu lagi kegiatan yang cukup menyita waktu liburan saya namun menyenangkan adalah membantu Bapak Ibu dosen kami, Ibu Anna, Pak Tedy, dan Pak Putu dalam melakukan sosialisasi mengenai penelitian yang dipilh oleh Dikti mengenai “Iklan operator seluler , SMS Premium dan Games”. Dengan demikian, liburan kemarin saya dan seorang teman, Arlingga, turut bersama tim peneliti yang dahsyat tersebut untuk berkeliling ke sekolah-sekolah baik SMP maupun SMA di wilayah Malang Raya untuk melakukan sosialisasi hasil penelitian. Diantaranya, SMP Kolese Santo Yusuf, SMAK Cor Jesu, SMP Negeri 1 Malang, SMPK Setia Budi, SMP Negeri 21 Malang, SMAK Frateran, dan beberapa sekolah lain. Dari kegiatan ini saya mendapat banyak pengalaman berharga yang saya yakin tak bisa saya dapatkan dari bangku kuliah. Dan melihat berbagai hal di sana, aku berpikir, “A man can succeed at almost everything for which he has unlimited enthusiasm”

Evelyne Adam Mentoring Group

Pada saat masa-masa awal Ma Chung Festival (MCF, pengganti Ospek), mahasiswa baru Universitas Ma Chung dikelompokkan dalam beberapa kelompok mentoring, dengan satu orang mentor (dosen atau staf) dan seorang co-mentor (mahasiswa lama). Pada MCF tahun ini, saya ditunjuk oleh bidang kemahasiswaan untuk menjadi salah satu co-mentor bagi adik-adik angkatan saya, yang tak lain adalah para mahasiswa baru angkatan 2009. Saya bertugas untuk menjadi co-mentor di kelompok Evelyne Adam, dengan mentor Bapak Welly, Kepala Direktorat Perpustakaan Universitas Ma Chung. Nama Evelyne Adam yang merupakan nama kelompok kami tak lain adalah nama salah satu pendiri utama Universitas Ma Chung, di samping nama-nama lain seperti Mochtar Riady, Teguh Kinarto, dsb. Adik-adik saya di kelompok Evelyne Adam ini sangat menyenangkan. Mereka adalah (in alphabetical order) Adwin, Alfonsus, Angga, Anthony, Devy, Donny, Fransisca, Joni, Michael, Mincu, Ricky, Rosy, Venanta, dan Yohana. Saya melihat semangat di mata mereka. Dan beberapa hari menghabiskan waktu bersama, saya bangga kelompok kami berhasil menjadi juara I dalam kompetisi Ma Chung Chart. Awal yang baik untuk menjadi semangat kami bersama. Keep Fight because the future belongs to those who believe in the beauty of their dreams!! =D

[Survey Sosial d Pasar Bunga Kota Malang]

Itu adalah sebagian dari hal-hal telah terjadi, yang sulit dilupakan. Sekali lagi saya menuliskannya hanya untuk mencurahkan isi hati saya. Ada yang membuat saya bahagia, ada yang membuat saya terharu, bahkan ada pula yang membuat saya sejenak tersedu. Namun saya bersyukur dengan apa yang telah Tuhan berikan pada saya. Saya benar-benar menikmati hidup saya. Saya menikmati satu demi satu nikmat yang Tuhan berikan. Saya menikmati satu demi satu ujian yang pernah datang. Saya menikmati semuanya. Saya menikmati kehadiran orang-orang di sekeliling saya. Saya sangat mencintai mereka. Orangtuaku, keluargaku, sahabat2ku, teman2ku, adik2ku….

Hal-hal apapun yang terjadi di kehidupan kita, saya yakin bisa semakin menempa kita untuk menjadi manusia-manusia tangguh tumpuan bangsa, bergantung pada bagaimana cara kita menyikapinya. Kalaupun ada sedikit kerikil-kerikil dan goncangan dalam kehidupan, jangan pernah berputus asa. Yang harus kita lakukan adalah tetap berjuang sekuat tenaga dan berdoa.

Dan satu hal yang benar-benar saya ingin teman-teman pahami, “Don’t tell God how big our problems are… Tell your problems how big your God is”…..yups, because Life indeed would be dull if there were no such difficulties. You CAN do it!! ^^

My Precious Mother

Untuk Ibuku yang akan berulang tahun.

Pernah kamu bertanya dalam hatimu, siapakah seseorang yang pertama kali terbesit dalam pikiranmu saat kamu terbangun di pagi hari? orang yang senyumnya selalu menghangatkanmu? orang yang selama ini menjadi semangat utama dalam hidupmu? orang yang selalu ada untukmu, bahkan saat kamu merasa telah melakukan kesalahan? orang yang pengorbanannya tak akan pernah terbalaskan? orang yang memberimu kasih sayang tanpa pamrih? Oh, I'm just speechless. I have an excellent mother. Her strength is making me stronger.

She's the one who staying back and watching me shine, who taught me to walk, who made all my meals with love, who walked me to school, who drove me all day, who always look for my hug, who cried and told me how deeply she loves me. She's my precious angel.

Ibuku. Seorang perempuan yang tangguh. Seorang yang selama ini selalu menjadi sosok sandaran utama bagiku dan adikku. Seorang yang selalu siap untuk bisa berperan sebagai Ibu maupun Ayah di saat-saat tertentu. Seseorang yang membuatku bersyukur dengan segala yang aku miliki. Seseorang yang membuatku selalu bisa berpikir positif. Seseorang yang selalu mengiringi langkah-langkah pencapaian prestasiku. Seseorang yang membuatku tak pernah berpikir untuk mencoba menyia-nyiakan kehidupan yang begitu indah ini. Seseorang yang menempaku sehingga aku tak menjadi seorang gadis rapuh yang mudah putus asa. Seseorang yang selalu mendukungku, memberi semangat yang tak pernah henti, menghantarku meraih cita-cita yang telah kugantung begitu tinggi.

Maaf jika aku masih melakukan banyak hal yang mengecewakan. Namun aku berjanji untuk bisa membuatmu tersenyum bangga dan bahagia melihatku suatu hari nanti.

Thank you, Mom. I know you always stay by my side, even when I was wrong (T_T). And I love you for giving me your eyes. Staying back and watching me shine.

And I didn't know if you knew, so I'm taking this chance to say that I had the best day with you today.

I really love you, and that's all I really know =)



Hugs and kisses,


Tiara

Women's Pride

"Mut, maaf ya tadi aku pegang tangan kamu. Aku tadi spontan, gak sempet mikir. Kamu kan pake jilbab, harusnya aku gak boleh pegang tangan kamu. Jangan marah ya."

SMS yang saya baca beberapa malam yang lalu itu cukup membuat saya merenung beberapa saat. Di saat beberapa hari ini, isu-isu pelecehan wanita dan semacamnya sedang marak dibicarakan di berbagai media massa, saya melihat bahwa selama ini ada satu faktor yang sering tidak diperhatikan. Berbagai kabar dan investigasi yang diekspos biasanya menitikberatkan untuk menyalahkan kaum lelaki atas segala tabiat dan tingkah lakunya. Namun demikian, menurut saya, terjadinya tindakan-tindakan semacam itu juga tak lepas dari campur tangan wanita yang bersangkutan.

Seorang perempuan, sebenarnya bisa mengusahakan berbagai cara agar tidak dijadikan objek kekerasan maupun pelecehan oleh kaum laki-laki. Bahkan, sebenarnya, hanya dengan menunjukkan ketidaknyamanan melalui bahasa tubuh atau pandangan mata, seorang perempuan sudah bisa menghilangkan atau setidaknya mengurangi niat buruk dari orang lain terhadap dirinya. Namun tak jarang, seorang perempuan justru berbuat, berlaku, beraksi, dan bertindak tanpa berpikir panjang yang akhirnya justru akan merugikan dirinya sendiri. Misalnya dari cara berpakaiannya, gaya bicaranya, cara berdandannya, dan sebagainya. Dan, percaya atau tidak, bagaimanapun, seorang lelaki pasti akan lebih menghargai perempuan yang bisa menjaga kehormatannya.


Saat membaca SMS tersebut, saya sebenarnya sudah tidak mempermasalahkan apa yang dia lakukan sebelumnya, karena saya tahu bahwa dalam pikirannya saat itu tidak sedang terbesit suatu maksud yang buruk. Namun demikian, saya cukup heran atas kata-kata itu, sebab selama dalam pengamatan saya, dia bukanlah orang yang peduli terhadap hal-hal semacam itu, selain karena faktor budaya juga faktor kebiasaan. Mungkin karena pandangan mata saya yang seketika menjadi tajam saat itu atau karena bahasa tubuh yang berubah menjadi begitu defensif, ia jadi merenunginya, hingga memutuskan untuk mengirim SMS itu kepada saya.

Untuk kasus-kasus semacam itu, saya sendiri, karena merasa memiliki dasar pengetahuan moral dan hati nurani yang diasah sejak kecil, hampir selalu bisa bertindak sesuai dengan apa yang harus saya lakukan. Sejak kecil, keluarga saya memang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan akhlak untuk dijadikan pedoman dalam kehidupan. Dan, saya pun tak terlalu heran saat beberapa hari setelah acara gathering untuk prodi saya, seorang teman saya (laki-laki) bertanya,

"Mut, km inget pas IT gathering kemairn?"

"Inget, kenapa?"

"Inget pas lagi sesi permainan?"

"Ya ingetlah, kenapa?"

"Kok kamu biarin adek kelas pegang tangan kamu sih"

"oh itu.."

"iya, aku liat kemaren.."

"iya, situasinya kemarin memang mengharuskan kami melakukan itu, lagian dari 10 anak d kelompokQ, ceweknya cm aq sm Mbak Mei."

Hal-hal semacam itu hanyalah sebuah contoh kecil yang nyata. Tapi memang begitulah adanya. Saat diri kita bisa menjaga kehormatannya sendiri, orang lainpun akan turut menjaganya bersama kita.

A Tough Generation

Tadi pagi, saya bersama teman-teman dari kelompok mentoring mengunjungi salah satu sekolah dasar di belakang kampus kami, Universitas Ma Chung. Sejak sabtu yang lalu, kami mengadakan beberapa kegiatan di sini sebagai bentuk pengabdian masyarakat, sekaligus tugas dari mata kuliah CBDC (Character Building Development Center) IV, yakni Relasi Manusia dengan Dunia. Beberapa hal yang akan kami lakukan di sana antara lain, melakukan penghijauan, membuat sistem informasi akademik, mengadakan penyuluhan tentang pembuangan sampah, serta melakukan pengadaan tempat sampah di SD tersebut.

Karena Sabtu yang lalu saya berhalangan hadir, alhasil Sabtu kemarin adalah hari pertama saya mengunjungi sekolah tersebut. Saat menginjakkan kaki di sana, saya merasakan sebuah ironi yang mendalam. Gedung sekolah yang berada di balik gedung universitas yang megah itu berada dalam kondisi yang penuh kesederhanaan. Sebuah ironi yang membuat saya merenung beberapa saat. Saya bahkan tak pernah menyadari sebelumnya bahwa di balik keindahan arsitektur gedung Bakti Persada, terdapat sebuah gedung tua dimana terdapat sejuta harapan dari puluhan anak-anak itu.

Saat memasuki pagar sekolah, kami disambut dengan tawa riang dari bibir-bibir mungil yang menyejukkan hati. Saat kutatap binar mata-mata itu, kulihat ada sejuta harapan di sana. Harapan yang akan menghantarkan mereka meraih cita-citanya.

Tangan-tangan mungil yang dengan cekatan mendampingi kami bekerja bersama membuatku menyadari bahwa mereka akan menjadi sosok-sosok tangguh yang dinanti oleh dunia. Di sisi lain, sebenarnya aku menyadari bahwa seharusnya aku bersyukur bahwa di usia yang sama dengan mereka, aku mendapat berbagai kemudahan untuk mengoptimalkan potensi diriku.

Seketika, ingatanku melayang ke masa-masa kecilku,

Saat aku berada dalam usia yang sama dengan mereka, aku bersekolah sebuah SD swasta di Jakarta. Kebanyakan teman-temanku adalah anak-anak dari golongan berada. Kebanyakan dari mereka pulang pergi dengan mobil mewah beserta supirnya, dengan bekal makanan bergizi yang menyehatkan, dan fasilitas sekolah yang sangat memadai, semua itu seharusnya membuat kami malu jika kami masih memiliki alasan untuk bermalas-malasan. Meskipun keluargaku saat itu tidak berada dalam kondisi yang penuh kemewahan, tapi aku bersyukur karena aku diberi kesempatan untuk mengenyam pendidikan dasar yang memadai, dengan teman-teman yang membuatku terpacu untuk belajar, serta fasilitas sekolah yang sangat mencukupi.

Namun demikian, saat melihat anak-anak itu, aku semakin menyadari bahwa kondisi materi bukan merupakan faktor utama yang mempengaruhi semangat belajar seseorang. Di saat 10 tahun yang lalu aku dan teman-teman sibuk bertukar cheat game komputer, ternyata saat ini adik-adik itu masih harus mengantri di hadapan sebuah komputer bersama teman-teman sekelasnya, hanya untuk mencoba program paint. Di saat adik sepupuku yang berusia tiga tahun sudah bisa bermain solitaire di kamarnya, anak-anak itu masih harus mengantri untuk mempraktikkan cara menggunakan mouse. Di saat SD dulu aku dan teman-teman saling bertukar gambar melalui email, anak-anak itu bahkan saat ini masih belum pernah mendapat kesempatan untuk sekedar menggunakan internet.

Namun demikian, selama aku memperhatikannya, aku merasa bahwa mereka akan menjadi generasi yang lebih tangguh dibandingkan aku dan teman-temanku. (Mungkin ada sebagian yang menilai bahwa ekspektasi saya terlihat berlebihan, namun jika teman-teman melihat langsung kondisi yang sebenarnya, saya yakin anda akan memiliki pemikiran yang tidak jauh berbeda dengan saya). Saat dulu aku dan teman-temanku memilih bersembunyi saat diadakan kerja bakti di sekolahku, mereka justru dengan semangat membantu kami bekerja bersama. Saat dulu aku dan teman-teman memasang wajah cemberut jika mobil antar jemput kami datang terlambat beberapa menit, mereka malah harus berjalan kaki untuk berangkat dan pulang sekolah setiap hari. Saat dulu aku dan teman-teman sibuk memainkan tamagotchi kami masing-masing, mereka bisa tertawa lepas hanya dengan bermain lempar tangkap penghapus papan tulis. Mereka menikmati kehidupannya. Mereka memiliki cara tersendiri untuk meraih kebahagiaannya. Di pundak mereka terdapat sejuta pengharapan dari orangtuanya. Di senyum mereka ada semangat hidup yang tak pernah pudar. Di mata mereka terdapat secercah sinar yang menerangi bumi dan seisinya. Di hati mereka ada impian yang akan membuat mereka mampu menaklukkan dunia.

[A young, great, tough generation]


Aku memang belum bisa memberi sesuatu yang nyata pada mereka, yang bisa kuberikan hanyalah harapan, motivasi, dan keyakinan bahwa mereka adalah generasi yang dinanti oleh dunia. Jangan pernah berhenti berjuang, adik-adikku. Kami yakin, kalian semua akan dapat meraih apa yang kalian impikan. Tak ada yang tak mungkin, selama kita mau belajar, bekerja keras, dan berdoa. Percayalah, suatu hari nanti, dunia 'kan tersenyum bangga melihatmu, adik-adikku. Tetap semangat!!

Change!!

(Saturday, April 18th)

Minggu ini, sesuatu yang besar telah terjadi. Sesuatu yang membuat saya merasa begitu lega dan bersyukur. Minggu ini saya melakukan sebuah paradigm shift yang memiliki pengaruh relatif besar, tidak hanya bagi diri saya tapi juga bagi orang-orang di sekeliling saya. Saya memang belum banyak menceritakan perubahan paradigma besar yang baru saja saya pilih ini, tapi saya yakin saat saya menceritakannya, ada banyak pihak yang turut tersenyum dan bernafas lega bersama saya.

Dan mengenai paridgm shift apa yang telah terjadi, lebih baik Anda mendengarnya langsung dari saya.

Mungkin karena perubahan keputusan dan sudut pandang itu pula, minggu ini saya seolah mendapat semangat baru yang mengiringi setiap detik yang saya lalui. Minggu kuis besar yang biasanya terasa berat dan penuh tekanan, menjadi terasa lebih cerah dan menyenangkan. Kalaupun kuis besar Orkom saya kali ini hancur berantakan, hal itu disebabkan oleh suatu alasan yang memang memberatkan, yang terjadi sebelum adanya paradigm shift ini. Tetapi saya yakin setelah paradigma baru ini saya ambil, segalanya akan berjalan lebih baik.


Pengaruh positif dari paradigm shift ini dapat dibuktikan bahkan sejak sehari setelah hal itu terjadi. Misalnya, saya menjadi dapat menanggapi sesuatu secara lebih positif, saya menjadi lebih peka terhadap sesuatu yang tidak biasanya saya perhatikan, saya jadi mendapat kesempatan lebih banyak untuk mendapat ilmu dari beberapa orang hebat, bahkan dalam hal akademis, ada beberapa kemajuan yang begitu terasa. Contohnya, teori-teori yang dijelaskan selama perkuliahan jadi dapat saya cerna lebih cepat, bahkan saya berhasil mengerjakan modul praktikum jauh lebih banyak dibandingkan sebelumnya. Dan yang paling terasa adalah saat mendekati akhir pekan kemarin, saya dapat menangkap stimulan yang membuat saya berhasil mendapatkan suatu ide yang dahsyat, yang bahkan hanya dengan mengingatnya saja dapat membuat saya tersenyum beberapa saat.

Teman-temanku, sebenarnya dalam posting kali ini saya ingin menunjukkan bahwa akan timbul suatu efek yang besar di saat kita mau mengubah paradigma kita ke arah yang lebih positif. Perubahan tersebut tidaklah harus dilakukan serentak dan drastis, bahkan perubahan kecilpun akan dapat memberikan efek yang besar.
Remember, a small ripple can gain momentum and build a current that is insurmountable, right?

Ya, itulah kehidupan. Terkadang juga kita harus melepaskan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lebih besar. Bahkan tak jarang, kita harus mundur selangkah demi mendapatkan ruang yang memungkinkan kita untuk maju beberapa langkah ke depan. Dan, keputusan untuk berubah ada di dalam diri masing-masing dari kita. Saya jadi ingat sebuah penggalan doa seorang hamba, yang pernah dismapaikan oleh Bapak Song Surya Sampurna di Universitas Ma Chung beberpa waktu yang lalu, yang kurang lebih berbunyi,

"God grant me the Serenity to accept the things I cannot change
courage to change the things I can and wisdom to know the difference"

God will show you the path. Just do your best and God will do the rest. No one is in charge of your happiness except you, Guys. So, don't be afraid to change!!

Updated (April 21st, 10 am) : Wahhhh, efek paradigm shiftQ makin terasa. Aku baru saja menghabiskan waktu 2 jam lebih, berbagi cerita bersama seorang "beliau" yang dahsyat, empat mata. OtakQ mulai memancarkan gelombang high beta. Smangatt!!! ^^/

Happy Birthday!!

7 April 2009

[Today's my moonlight birthday. If I were beside him, I'd like to give him a sacredly warm smile to brighten his upcoming 21st year of his life]


Sending a greeting on your birthday
For an extra special day,
And wishes for the year ahead
That brings much happiness on your way

Each day your smile reminds me
That I really want to say
I’m very glad I know you

Happy birthday, My moonlight!
A sea around my heart
Part shelter, part enduring word
Part mirror of my art

You are the calm that drains my rage
Bliss upon my shores
Immensity immutable
Rush that life restores

To you I wish to be a welcome
Harbor for your ocean
Destiny and origin
Aim of your affection
Yearning of your motion.


There are things I'd like to say on your special day:
"I am forever thankful God sent you my way"

Paradigm Shift

(Tulisan ini saya buat di sela-sela kesuntukan saya menyelesaikan artikel tentang game congklak saya)

Entah sudah berapa lama saya mengerjakan artikel tentang permainan congklak,,kira2 sudah sejak sekitar 4 minggu yang lalu saya mulai mengerjakannya. Tapi karena satu dan lain hal, saya belum bisa menyelesaikannya sehingga layak untuk saya berikan ke dosen saya. Kali ini saya benar-benar menyadari,,ternyata saat melakukan programming,,ditinggal beberapa minggu saja akibatnya bisa fatal. Bahkan jika saya sempat berhenti beberapa hari, saya harus menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk mengingat source code yang sudah saya rancang, terutama untuk source code yang tidak terdokumentasi dengan baik. Ini salah satu akibat dari paradigma saya bahwa dokumentasi saat membuat program bukanlah sesuatu yang penting. Maaf, Pak Dosen.... lain kali akan saya dokumentasikan dengan baik.

Bicara tentang paradigma, saya baru saja berbagi cerita dengan seseorang tentang hal ini. Beliau mengatakan bahwa paradigma adalah salah satu hal paling mendasar yang mempengaruhi cara kita menjalani hidup. Well, aku setuju dengan pendapat beliau. Bahkan John C. Maxwell dalam 101 Relationship pernah mengatakan bahwa kebanyakan orang tidak bisa mencapai target yang diinginkan karena ia tidak percaya pada dirinya sendiri. Beberapa orang memang seringkali merasa kesulitan untuk bisa percaya terhadap diri mereka, dan sering juga terjadi fakta bahwa seseorang tidak mempunyai seorangpun yang yakin pada mereka. Meski kelihatannya sepele, hal ini sangat berpengaruh besar terhadap paradigma hidup seseorang. Tapi hal ini tidak akan terjadi pada siapapun yang membaca artikel ini. Mengapa? karena anda tak mungkin berpikir bahwa anda tidak mempunyai seorangpun yang yakin pada diri anda. Bagaimana bisa? tentu, karena paling tidak, orang pertama yang begitu yakin terhadap anda adalah saya. Mari kita membuka mata, mengepakkan sayap, dan terbang tinggi bersama elang-elang itu. Kita bukanlah seekor itik yang hanya bisa melihat elang-elang itu dari kejauhan, melainkan kita adalah salah satu dari rombongan elang-elang itu.

Saya punya contoh nyata tentang besarnya pengaruh paradigma dalam kehidupan. Kemarin, pada saat saya, Intan, dan salah satu dosen kami yang berasal dari India sedang berjalan-jalan di antara kerumunan orang-orang di Pasar Burung Kota Malang, dosen saya (Mr. Singh) sempat berkomentar :

"If I can, I want to open all cage that keep those birds inside. I'm sure that they will be very happy to fly high,, not to be kept in those cage"

trus aku bilang,

"Then they will fly away of course...maybe next time U have to come at night, then try to set them free, Sir..hehehe..."

Trus waktu aku cerita ttg komentar beliau tersebut ke Intan, rupanya ada seorang penjual yang mendengar, trus nyeletuk,
"Masio pintune dibuka gak miber kok, Mbak, soale wes biasa dikandangi" (artinya, walaupun pintu (kandang)-nya dibuka, dia gak bakal terbang kok Mbak, soalnya udah bisa di dalem kandang.)

Awalnya aku ga begitu mikir tentang apa yang penjual bilang tadi, tapi setelah beberapa saat, aku baru sadar sesuatu yang berkaitan dengan paradigma. Jadi burung-burung itu tadi gak langsung terbang walopun sangkarnya udah dibuka gara-gara paradigma yang selama ini tertanam dalam pikirannya.

Saat aku, aku langsung wondering, "Ooh..even the bird has its own paradigm??". Mungkin dia berpikir,

"Ah aku gak bakalan nyoba-nyoba terbang lagi. Udah berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun aku nyoba terbang di sini tapi gak berhasil. Percuma ah, malah bikin capek aja".

Then, guess what,,,
pada saat pintu sangkar dibuka, dia masih tetap dalam paradigma yang dia punya yaitu "Aku gak bakal bisa terbang keluar sana, biar gimana juga, kalo aku masih di dalem kandang ini, aku gak bisa terbang keluar".


Contoh lainnya, dulu pada saat aku masih SD, ayahku pernah menyampaikan cerita yang, believe it or not, masih aku ingat sampai sekarang. Ceritanya mengenai ikan di dalam akuarium. Jadi suatu hari, ada sebuah akuarium yang berisi seekor ikan. Oleh pemiliknya, akuarium ini disekat menjadi dua bagian dengan menggunakan kaca transparan. Dengan demikian, ikan tersebut hanya menempati salah satu sisi akuarium, sedangkan sisi lainnya kosong, hanya berisi air. Beberapa bulan kemudian, sang pemilik melepaskan kaca yang digunakan sebagai sekat akuarium tersebut. Dan, tahukah anda apa yang terjadi? ikan tersebut tetap berenang hanya di setengah bagian akuarium. Ia sama sekali tidak berusaha berenang menuju ke sisi yang sebelumnya terhalang oleh sekat pembatas. Padahal sebenarnya, ia bisa berenang dengan lebih leluasa jika menggunakan seluruh bagian akuarium tersebut. Sebenarnya ia bisa meraih jauh lebih banyak apabila ia mau mengubah paradigmanya sedikit saja. Ia terhalang oleh paradigmanya sendiri yang mengatakan bahwa ia tak akan bisa mencapai sisi kolam tersebut karena pasti akan terhalang kaca.

Dari beberapa fakta dan contoh di atas, kita dapat melihat secara nyata bahwa paradigma memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan kita. Seandainya kita mau berusaha mengubah paradigma yang membatasi pikiran-pikiran dan proses aktualisasi diri kita, bisa dipastikan, proses pencapaian target dan prestasi kita dapat berjalan lebih maksimal. Meskipun ada banyak faktor lain yang tidak boleh dilupakan, tapi tidak ada salahnya kita bangun paradigma yang lebih baik dan lebih positif untuk kita tanamkan dalam pikiran kita. Paradigma besar yang akan mengiringi setiap langkah dalam kehidupan kita.

Tetap Berjuang!! =DD

Semoga Tuhan mengiringi setiap langkah kita. Amin.

Great Words from A Great Person

It has been a long time since I write the last posting for this shelter. Salah satunya juga karena, saya sedang berusaha untuk menulis posting-posting yang sekiranya bisa memberi manfaat lebih nyata bagi para pembaca, baik berupa tambahan pengetahuan, motivasi, inspirasi, dan sebagainya. And, the situation got out of hand...I hope you understand

Di saat-sat tertentu, saat semangat saya sedang berada dalam kondisi yang cukup di bawah normal, saya selalu berusaha melakukan berbagai macam cara untuk membuat semangat saya kembali sepenuhnya. Cara yang saya lakukan biasanya adalah dengan berbagi cerita bersama orang-orang terdekat, membaca kisah-kisah motavational, mengingat berbagai hal yang sekiranya bisa menambah semangat, melihat hal-hal inspiratif, dan sejenisnya.


Beberapa waktu yang lalu, saat saya sedang begitu lelah karena beberapa hal, saya membaca sebuah email dari ibu rektor saya, Ibu Leenawaty Limantara, M.Sc, Ph.D (a.k.a Bu Shinta). rektor Universitas Ma Chung. Sebuah email yang berhasil membangkitkan semangat kami kembali. Kami? Ya, karena tidak hanya saya, tapi juga teman-teman saya. Beberapa kutipan dari kata-kata dalam email tersebut hingga saat ini masih seringkali menghiasi SMS-SMS diantara teman-teman saya, sebagai suatu bentuk semangat yang selalu ada dalam diri kami. Menurut saya, isi dari email yang beliau kirimkan pada para mahasiswa/i-nya tercinta tsb, memang sungguh mencerminkan kualitas diri beliau, begitu luar biasa. Mungkin seandainya beliau memberikannya melalui pidato langsung, Balai Pertiwi akan bergoncang disebabkan oleh standing ovation yang kami lakukan. Karena pengaruh yang diberikan oleh renungan tersebut tergolong cukup besar, maka saya ingin anda juga membacanya di sini.

Berikut isi email yang beliau kirimkan :

Dear all,

Saya kirimkan bacaan untuk 5 menit perenungan. Secara khusus untuk mahasiswa/i.

Shinta

Isi Attachment:

Arti Pendidikan vs Pelatihan

“Semester genap tahun ajaran 2008-2009 sudah kita mulai, tepatnya sejak 16 Februari 2009, jam 06.30 pagi. Perubahan jam kuliah, mau tidak mau memaksa kita menggeser waktu tidur kita dan menyesuaikan diri terhadap jadual yang baru. Demikianlah hidup, terus menerus beradaptasi, menyesuaikan diri, melatih diri kita sedemikian rupa untuk terus berkembang, menjadi insan kamil, insan Indonesia yang seutuhnya.

Pendapat masyarakat dunia terhadap kita cukup memprihatinkan: “Bangsa Indonesia dan khususnya sumber daya manusia (SDM)-nya dikenal sebagai SDM yang loyo, instan, asal-asalan, tidak berprinsip, kurang pengetahuan, dll, sehingga di level pejabat sampai TKI di luar negri pun, reputasinya tergolong tidak dapat diunggulkan”. Pendapat tsb mungkin terlalu bombastis, sarkastis, dan pesimis. Tapi sebagai insan akademik, yang tengah mengenyam pendidikan tinggi, generasi masa depan bangsa, apa tanggapan kita terhadap pendapat tersebut?

“Itukan urusan pemerintah!; buat apa begitu banyak aturan? Makin banyak aturan, makin banyak pelanggaran; apa perduli saya, organisasi/institusi/pemerintah ini menyebalkan, ini SMA atau PT....... “ dan masih banyak lagi komentar-komentar yang sering kita lontarkan sebagai bentuk protes, yang terkadang hanyalah luapan emosi semata, tetapi jika dibaca ulang, seringkali menunjukkan secara jelas IDENTITAS KARAKTER SESEORANG. Tanggapan kita terhadap masalah yang kita hadapi, mencerminkan kualitas diri kita.

Jaman telah berubah, apa yang dituntut dunia kerja jaman sekarang tidaklah sama dengan apa yang diminta 10-20 tahun yang lalu. Dunia kerja, dunia terpanjang dalam hidup kita, mencari orang-orang yang berkarakter. Kebutuhan di level interview, sampai keluhan-keluhan di forum-forum pencari tenaga kerja dan HRD/HCD suatu perusahaan, bergelut terhadap kurangnya sosok-sosok pribadi berkarakter, yang peka terhadap diri sendiri, peka terhadap sesama, mempunyai kemampuan “problem solver”, sosok “risk taker”, orang-orang yang bisa menjadi “team player”, mampu memimpin, memiliki loyalitas, berintegritas, terpercaya ...... Semuanya mencari sosok pemimpin berkarakter unggul.
Lantas, dimana orang-orang tersebut? Faktanya adalah..... jumlah mereka tidak lebih dari 5% anggota masyarakat dunia! Terlalu sedikit orang-orang yang menempuh jalan yang penuh disiplin, melatih diri mereka untuk bertumbuh menjadi pemimpin yang berkarakter unggul. Kebanyakan kita memilih jalan yang mudah, instan, asal bisa hidup, bergantung pada orang lain, berorientasi pada “HOW TO GET dan bukan HOW TO CONTRIBUTE”.

Universitas adalah lembaga pendidikan tinggi yang juga bertanggungjawab untuk membentuk pemimpin-pemimpin unggul masa depan! Tanggungjawab yang tidak mudah. Sebenarnya, sangatlah mudah bagi sebuah Universitas untuk menyenangkan mahasiswanya, melengkapi semua kebutuhan fasilitas, mengikuti apa yang menjadi kesenangan mahasiswa/inya, mengurangi aturan, tidak memberikan teguran, semata-mata memberikan ilmu, selebihnya diurus mahasiswa yang bersangkutan. Tetapi, fakta juga menunjukkan bahwa begitu banyak Universitas melakukan hal tsb, meluluskan mahasiswanya, tanpa tahu seperti apa susah payah mereka berkompetisi di dunia kerja nantinya. Menjadikan insan-insan Indonesia yang loyo, tidak berkarakter, terlindas persaingan jaman!

Benarkah pendidikan itu seperti itu pemaknaannya. Dengan mengetik “pendidikan” di google ataupun searching engine lainnya, kita menemukan makna pendidikan sebagai “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat”. Arah pendidikan adalah pembiasaan diri, yang dijalankan terus menerus, melalui berbagai upaya, teguran, arahan, diskusi, dialog, pembelajaran di kelas, dll, untuk membawa kita kepada karakter-karakter unggul dan juga keterampilan keilmuan tertentu (yang terakhir ini cuma “bagian” dari keseluruhan tujuan pendidikan). Berbeda maknanya dengan pelatihan, dimana “ada proses melatih, kegiatan atau pekerjaan untuk mengembangkan keterampilan tertentu”. Sifatnya temporer, misalnya pelatihan penggunaan komputer, berbeda maknanya dengan pendidikan komputer. Selama proses pelatihan, instruktur bertanggungjawab, setelah selesai proses, apakah yang dilatih paham atau tidak, itu urusan pembelajar sendiri. Beda dengan pendidikan, pendidikan itu sifatnya seumur hidup, tidak lelah memberikan perhatian dan arahan, untuk membawa seseorang mencapai potensi optimumnya. Bagi Universitas Ma Chung, pendidikan inilah yang harus dijalankan, sebab Universitas tidak membentuk orang-orang yang ber IPK tinggi (Indeks Prestasi Kumulatif, dari sisi nilai akademik) secara hardskill saja, tetapi justru yang paling utama adalah menjadikan lulusan-lulusan yang ber IPK unggul. Indek Prestasi Kehidupan yang unggul.
Bagian kecil dari pendidikan di UMC (N.B. hanya ilustrasi tambahan dari saya)

Masalahnya….. bersediakah kita mengembangkan potensi diri kita, tidak hanya otak kita? Tetapi potensi DIRI kita? Totalitas yang sudah Tuhan berikan secara luar biasa?. Otak kita hanyalah sebesar kepalan tangan, tapi DIRI kita, begitu luar biasa. Jika kita sadar untuk mengembangkan keseluruhan kita, disitulah dimulainya proses penemuan jati diri kita. Identitas kita tidak bisa diukur oleh otak kita saja. Manusia justru dinilai lewat jati dirinya. Sehingga kita sungguh perlu mempercayai, bahwa pencarian kita untuk mencapai masa depan gemilang, terletak pada pendidikan menemukan jati diri kita, mengembangkan potensi diri yang sudah ada dan terpendam didalam kita masing-masing sebagai mahkluk sempurna ciptaan Tuhan.Selamat merenungkan hakikat pendidikan di sebuah perguruan tinggi. Akhirnya, hidup kita adalah pilihan yang akan membawa kita ke tempat kita masing-masing, menjadi yang ordinary atau yang extra ordinary!

Salam Prestasi DIRI,

Leenawaty Limantara

Rektor
-------------
That's great, right? How about a round of applause for her?! Yeah, standing ovation...

Me (white veil), beside the Rector, Mrs. Leenawaty Limantara.

We have to be the extraordinary one, of course. Saya pun mencoba melakukannya….Di semester ini, meskipun ada cukup banyak hal yang harus saya lakukan (menuntut ilmu dgn maksimal, mengurus Technopreneur Days, bertanggung jawab atas MaChung.pdf, me-maintain web kampus, menulis, belajar, berkarya, mengembangkan diri, dan masih banyak lagi), saya berjanji untuk selalu berusaha melaksanakannya dengan baik. Saya yakin, teman-teman pasti bisa, berusaha melakukan usaha maksimal untuk mendapatkan hasil yang juga maksimal. You must do one thing you think you cannot do. To die is to sit and receive what the world give to you. To live is about taking the challenges. Semua tidak hanya untuk mendapat Indeks Prestasi yang unggul dari sisi akademik, tapi juga Indeks Prestasi yang unggul di segala aspek kehidupan. Sehingga kita akan berhasil menemukan jati diri dan mengembangkan potensi yang sudah diberikan Tuhan pada kita, untuk meraih masa depan yang gemilang.

Friends, there’s a time in our life, when we feel so much confusion inside....Taking over our mind. But I'm sure that everything is possible. You know, smooth seas do not make skillful sailor. Successful people are successful because they form the habit of doing those things that failures don’t like to do.

TODAY IS THE DAY… Make your time useful and excel in something you have dreamed for. Salam luar biasa! =D

A Brand New Semester


The Gorgeous Girls (a.k.a GG) proudly shouts,

"Welcome to the New Semester!! Let's Fight Together!! Let's Live Our Dream!!"

The dream was always running ahead of us. To catch up, to live for a moment in unison with it, that was the miracle.

When we are dreaming alone, it is only a dream. When we are dreaming with others, it is the beginning of reality. No one should negotiate our dreams. Dreams must be free to flee and fly high. No government, no legislature, has a right to limit your dreams. You should never agree to surrender your dreams.... 'Coz there is nothing like a dream to create the future...=)


So Guys, Keep your dreams alive. Understand, to achieve anything requires faith and belief in yourself, vision, hard work, determination, and dedication. Remember, all things are possible for those who believe. Jia You!!!

The Power of Incantation

Kemarin malam aku tiba di rumah jam setengah sepuluh setelah menemani Mas Andik melakukan web conference dengan sesama Sun Campus Ambassador Asia Pacific. Setiba di rumah aku baru menyadari, bahwa tadi sekitar pukul delapan malam, ada panggilan dari seorang teman sebanyak enam kali, tanpa kusadari. Akupun bertanya-tanya dan segera meneleponnya saat itu juga, namun tak ada yang mengangkat. Dengan pikiran yang penuh tanda tanya, saat itu aku berpikir bahwa ia sudah terlelap.

Tak lama kemudian, kudengar handphoneku berbunyi yang kutahu bahwa itu adalah telepon dari temanku tersebut. Ia bercerita bahwa ia baru saja mendapat "sesuatu" yang sudah sangat lama ia inginkan. Aku tidak bisa bercerita secara detail tentang "sesuatu" ini, tapi yang aku tahu, menurut ceritanya banyak orang yang mengatakan padanya jika "sesuatu" ini bukan hal mudah untuk diraih. Namun demikian, sejak lama aku memang percaya bahwa suatu saat dia pasti bisa mendapatkannya, dan kamipun berhasil membuktikannya tadi malam. Aku sungguh bahagia mendengar kabar yang ia berikan tadi malam. Aku tahu upaya yang dia lakukan untuk bisa meraih "sesuatu" tersebut sungguh tak mudah. Namun, akhirnya ia bisa menikmati hasil dari usaha kerasnya tersebut.

Setelah berbagi tawa dan cerita, akupun teringat sesuatu, dan bertanya,

"Eh, di belakang pintu kamarmu masih ada tulisan yang dulu itu ga?", dulu waktu ke rumahnya aku sempat melihat tulisan "Aku ...... di .....", yang tak lain merupakan "sesuatu" yang ia inginkan tersebut.

"oh iya2, hampir setiap kali baca tulisan itu aku berdoa n aku berusaha percaya aku bisa, Mut", katanya dengan nada yang lebih serius.

"Itu dia salah satunya, faktor utama yang bikin kamu semangat. Apalagi kamu juga membawa itu dalam doamu" ujarku sambil tersenyum.

"Iya, Mut, aku beneran bersyukur banget"

Menurut beberapa buku yang aku baca, kata-kata itu tak lain adalah yang dinamakan incantation. Kalo secara harfiah, incantation tuh artinya mantra, dan disebut juga sebagai afirmasi. Ketika kita mengucapkan satu kalimat dengan emosi yang kuat, kita akan mulai mempercayainya. Dan, menurut beberapa sumber yang pernah aku baca, hasilnya akan lebih hebat lagi bila kita mengulangi kalimat tersebut dengan emosi yang kuat sambil bergerak.

Contoh incantation (dikutip dari buku karangan Tung Desem Waringin):
- Apapun yang terjadi, saya akan bertambah kuat dan kuat
- Tidak ada kata gagal, yang ada hanya sukses atau belajar
- Saya bijaksana, sehat, kaya-raya, harmonis, dan ceria
- Saya pasti bisa kalau saya mau, dan saya punya kemauan yang sangat kuat

Dalam beberapa buku yang saya baca dijelaskan bahwa incantation kita sebaiknya kita baca berulang kali, setiap hari. Ambil waktu tertentu untuk mengulangi incantation kita dengan penuh emosi sambil mandi, lari pagi, ataupun setelah beribadah. Contoh orang yang menerapkan incantation adalah Mohammad Ali. Sebelum bertinju, dia berkali-kali mengulangi kata-kata dengan penuh emosi "Saya KO dia pada ronde 3!". Bahkan waktu bertinju, dia dengan mantapnya bilang "Saya KO kamu pada ronde ketiga!". Dan, seringkali terjadi bahwa lawannya benar-benar KO di ronde ketiga, atau bahkan sebelumnya

Contoh lain adalah Tiger Wood. Kamarnya penuh dengan tulisan, gambar, dan rekor-rekor golf dari pegolf yang sudah ada. Sebelum tidur dan setiap bangun tidur, Tiger Wood melakukan incantation dengan mengatakan "Saya pecahkan rekormu!" dengan berulang-ulang dan penuh perasaan. Setiap satu rekor terpecahkan, tulisan atau gambar rekor tadi dicoret. Dan sekarang hampir semua tulisan dan gambar rekor di kamarnya sudah dicoret.


Mengenai Incantation tersebut, saya pun telah beberapa kali membuktikannya. Salah satunya adalah cerita mengenai incantation dari loker saya. Di balik pintu loker saya di kampus ada beberapa incantation yang selalu saya baca setiap kali saya melihatnya. Menariknya, salah satu dari ketiga incantation tersebut telah menjadi kenyataan di saat yang sangat jauh lebih awal dari perkiraan saya. Padahal sebenarnya ketiga incantation tersebut saya buat sebagai harapan yang ingin saya dapatkan setelah lulus kuliah. Tapi segalanya berjalan lebih baik, di peralihan menuju semester dua, seorang dosen memberi saya peluang yang tak pernah saya duga, peluang untuk mewujudkan salah satu incantation saya. Di peralihan menuju semester tiga, dosen saya tersebut memberi peluang yang semakin besar bagi saya untuk secara utuh mewujudkannya. Hingga saat ini, saya mulai berpikir untuk menghapus salah satu incantation saya yang hampir terwujud seutuhnya tersebut, menjadi incantation lain yang membuat saya semakin terpacu mewujudkannya.

Well, menurutku itu bukan suatu yang kebetulan. Itu adalah suatu teori yang bisa benar-benar dibuktikan, baik menggunakan teori sains maupun agama. Untuk lebih memahami hubungan hal-hal semacam ini dengan spiritualitas, ada satu buku yang banyak direkomendasikan yaitu "Quantum Ikhlas" karangan Erbe Santanu. Di waktu yang akan datang, jika saya merasa sudah memahaminya secara utuh, saya juga akan menunjukkannya pada Anda....=)

"Bila Anda menginginkan sesuatu dan tidak memperolehnya, berarti anda tidak sungguh-sungguh menginginkannya" (Anthony D.M.)

So, Guys, keep fight!! Don't ever give up!! =D

Our Gorgeous Semester

(Dedicated for my Siz n' Bro who will face the 2nd semester of his/her UMC life)

*Wise Sister mode ON*

Teman-temanku...hmmm... biar lebih mengena, di posting kali ini aku sapa dengan sebutan adik-adik aja ya.

Ehm....

Adik-adikku tercinta, kakak mau berbagi cerita buat Adik-adik yang akan melewati masa-masa semester dua di Universitas Ma Chung. Kalau aku amati, sepertinya beberapa dari kalian ada yang agak cemas dan ngerasa belum siap buat menghadapi semester dua, hilangkanlah rasa itu, Adik-adikku (ehem...). Kakak yakin kalian justru akan mulai merasakan indahnya masa-masa perkuliahan secara utuh di sini...

Sebagai gambarannya, aku mau berbagi cerita tentang masa semester 2-ku, yang dimulai setahun yang lalu. Aku mengambil contoh tentang pengalamanku, bukan karena unsur apapun tapi karena hanya hal tentang diri kitalah yang kita ketahui secara persis...

Jadi saat itu, kebetulan aku menempati kelas IT-1. Karena saat itu kita belum dapat memilih kelas sesuai kehendak kita, pengaturan kelas dilakukan oleh sekretaris prodi. Dan saat itu, aku mengetahui bahwa kebetulan sebagian besar classmatesQ adalah teman-teman dengan indeks prestasi di atas rata-rata, Wow! Horrible! Terrible! Incredible! =D Awalnya aku cukup terbebani dengan kondisi ini, karena di kelas sebelumnya nilai-nilaiku bisa dikatakan berada di golongan beberapa teratas (sekali lagi, tanpa ada maksud apapun), tapi di kelas baru ini cukup sulit buatku untuk bisa mencapai golongan teratas.

Di awal-awal semester itu, aku merasa belum bisa menunjukkan prestasi yang baik. Namun seiring berjalannya hari, aku sadar bahwa sesungguhnya yang aku butuhkan adalah kegigihan dan ketekunan. Aku menanamkan pikiran bahwa aku bisa melewati semuanya dengan baik. Aku ingin memberikan hasil yang terbaik. Pikiran-pikiran itu menjadi pemacu yang menambah semangatku. Meskipun banyak waktu tidur yang dikorbankan, aku menjalaninya dengan senang. Dan, akupun mulai bisa menunjukkan perkembangan nilai-nilai akademisku. Selain itu, aku juga berusaha menyempatkan diri untuk mengembangkan sisi non-akademisku sehingga aku mulai bisa menyeimbangkan keduanya. Hasilnya, di akhir semester itu aku mendapatkan Indeks Prestasi yang meningkat cukup banyak dari sebelumnya, di sisi lain aku juga berhasil memperoleh suatu pencapaian yang cukup memuaskan dalam hal non akademik.

Jadi, poin penting yang harus kita jaga di sini adalah, faith dan persistence. Aku jadi inget kata-kata di buku Double Your Brain Power, "Success people not do different things, but they do things differently..." =)

Di semester dua, ada beberapa mata kuliah baru yang dipelajari. Karena saya hanya punya pengalaman kuliah jurusan IT, jadi saya cuma bisa menjelaskan untuk prodi IT aja, sayang ya... Jadi, beberpa mata kuliah yang aku dapat saat semester dua kemarin, antara lain :

Algoritma dan Pemrograman + Lab (4 SKS), Mata kuliah ini penuh tantangan tapi seru. Di sini kita belajar banyak mengenai algoritma untuk menyelesaikan berbagai kasus komputasi. Sebenarnya, penggunaan bahasa pemrogramannya hanya digunakan untuk meng-ilustrasikan konsep yang kita pelajari. Untuk bisa sukses di sini, kita perlu banyak latihan menyelesaikan kasus juga praktik penggunaan algoritma sebanyak-banyaknya. Copy-paste program? Nyontek algoritma teman? Download source code dari internet? atau metode cheating lainnya? Big No No! Kecuali kalian sudah siap digugurkan satu semester...

Aljabar Linier (3 SKS), mata kuliah ini unik dan asik. Di sini kita belajar mengenai persamaan linier, matriks, vektor, dan penghitungan-penghitungan liner lainnya. Selama mengerjakan soal-soalnya, kita harus berkonsentrasi penuh karena dibutuhkan ketelitian yang tinggi. Selain itu, kita juga perlu memahami rumus-rumus yang diberikan. Salah satu dosen pengajar mata kuliah ini saat itu mengatakan, "jika kita paham, otomatis kita bisa menggunakannya sewaktu-waktu jika dibutuhkan"...Siap, Pak!!

Paket Program Aplikasi + Lab (3 SKS), mata kuliah ini menarik dan enjoyable. Pelajaran yang diberikan disini banyak yang berguna secara langsung serta akan banyak kita butuhkan. Misalnya, menggunakan fasilitas-fasilitas Ms.Word, memahami fungsi-fungsi yang bisa digunakan dalam Ms. Excel, memahami penggunaan Adobe Photoshop. Salah satu tugas yang cukup menegangkan adalah membuat naskah jadi dari sebuah buku dengan tebal lebih kurang 300 halaman dari naskah mentah yang diberikan. Artinya, kita harus memasukkan gambar-gambar, mengatur section, memformat heading, dan sebagainya sehingga menjadi sebuah naskah buku yang utuh. Selain itu, kami juga ditugasi untuk membuat suatu karya dengan Adobe Photoshop. Beberapa mahasiswa dengan karya yang dinilai terbaik akan diminta mempresentasikan pembuatan karyanya di hadapan teman-teman yang lain.

[ini salah satu contoh karya sebagai tugas mata kuliah PPA]

Pendidikan Agama (3 SKS), mata kuliah ini membuka pikiran kita tentang banyak hal. Mata kuliah ini tak lain merupakan Character Building Development Center II, yakni membahas tentang Relasi Manusia dengan Tuhan. Dalam mata kuliah ini, biasanya dilakukan presentasi oleh pemateri mengenai suatu topik misalnya mengenai iman, toleransi, dsb untuk kemudian dibahas dalam diskusi kelompok di masing-masing kelompok mentoring. Yang menarik, dari sini kita bisa tahu banyak hal mengenai nilai-nilai dan sudut pandang dari berbagai agama. Selain itu, yang juga menarik adalah saat dilakukannya diskusi panel yang menghadirkan pemuka agama dari berbagai agama yang ada di Indonesia.

Matematika II (3 SKS), mata kuliah ini membuat kita bernafas lega. Berbeda dengan Matematika I yang membuat pusing tujuh puluh tujuh keliling, mata kuliah ini terasa jauh lebih menyenangkan. Matematika II yang taklain merupakan Matematika Diskrit, banyak membahasa mengenai hal-hal menarik seperti Himpunan, Relasi, Kombinatorika, Graf, Bilangan Bulat, dll. Dalam mata kuliah ini, kita perlu banyak mencoba berbagai macam model soal sehingga terbiasa menyelesaikan berbagai bentuk kasus. Beberapa rumus yang ada akan mudah dipahami apabila sering digunakan dalam latihan.

Sistem Basis Data (4 SKS), mata kuliah ini loveable. Kita belajar mengenai dasar-dasar basis data secara konseptual maupun praktis. Untuk bisa sukses di sini, kita harus memperhatikan penjelasan dosen dengan sungguh-sungguh, membaca materi, serta membiasakan berlatih menggunakan Ms. Access maupun MySQL. Jika diberi tugas untuk mebuat suatu sistem basis data, sebaiknya dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan selengkap mungkin sesuai konsep dan teori yang diajarkan. Aplikasi yang saya buat (bersama Tika dan Cinthya) untuk tugas akhir mata kuliah ini adalah pembuatan Sistem Informasi Akademik Universitas.

Pendidikan Bahasa Inggris II (dihitung 1 SKS tapi diajarkan sebanyak 4 SKS), mata kuliah ini addictable dan memang selalu menarik. Entah kenapa, sejak kecil saya memang selalu menikmati pelajaran Bahasa Inggris. Di mata kuliah ini kita belajar banyak hal mulai grammar, reading, writing, listening, sampe speaking. Di kelas ini sebagian besar juga teman2ku waktu dulu IEC di kelas 1, jadi pada expert gitu. Paling heboh kalo Pak Daniel Ginting habis ngajar, terus ada kuis kecil di akhir n nilai kuis kecilnya langsung diumumin. Kalo udah kaya gitu, tiga tertinggi langsung dikasi tepuk tangan sekelas, secara di kelasku persaingannya ketat banget, jadi seru. Pas jamanku kemaren, klo mw lulus mata kuliah ini, TOEIC qta kudu nyampe 600. Mudah-mudahan bisa kok, Guys, Smangad!!

Pendidikan Bahasa Mandarin II (dihitung 1 SKS tapi diajarkan sebanyak 4 SKS), mata kuliah ini seru meskipun membutuhkan perjuangan. Karena aku belum pernah mendapat mata kuliah mandarin di SD, SMP, maupun SMA, aku belajar mulai dari nol di sini. Untungnya untuk mata kuliah ini pembagian kelas disesuaikan dengan latar belakang kemampuan berbahasa mandarin masing-masing anak. Jadi aku dan teman-teman yang memang belum pernah belajar bahasa Mandarin akan diberi kesempatan lebih untuk belajar dari awal. Di sini aku juga dapet nama dari Feng Laoshi, yaitu "Bai Xue", katanya artinya Snow White. Xiexie, Laoshi....

Itulah beberapa mata kuliah yang aku dapat di semester dua yang lalu. Semoga penjelasan ini sedikit banyak bisa membantu adik-adik untuk mendapat gambaran tentang perjuangan yang akan dilakukan di semester depan. Satu hal yang perlu saya tekankan sekali lagi, dengan kesungguhan dan keyakinan, kita pasti bisa menyelesaikannya dengan baik. Jangan pernah berpikir untuk berbuat curang, mencontek, mem-plagiat, ataupun cara-cara cheating lainnya. Lebih baik mengulang asalkan memahami dengan baik daripada lulus dengan nilai baik namun diperoleh dengan menghalalkan segala cara.

["Keep Fight though the night has come..." (model: Winda)]

Tambahan lagi, meskipun nilai akademik tetap nomor satu, tapi aku harap adik-adik juga tetap menjaga perkembangan aspek non akademik. Akan sangat baik jika keduanya berjalan beriringan, serta diimbangi dengan usaha pengembangan diri kita yang tiada henti. Semangat selalu ya, Guys!! Go IT! Go IT! Go! UMC...dahsyat!!

Go For It!!

The purpose of life is to live with purpose. Kata-kata itu merupakan salah satu pesan yang disampaikan oleh Tantowi Yahya pada seluruh peserta yang hadir dalam Dialog Interaktif bersama Tantowi Yahya di Balai Pertiwi, Universitas Ma Chung, 31 Januari 2009 kemarin.

Dalam acara yang membahas mengenai rahasia suksesnya tersebut, Tantowi Yahya menjelaskan bahwa bagaimanapun kesuksesan seseorang bukanlah sesuatu yang terwujud secara tiba-tiba dan tanpa direncanakan. Beliau sangat percaya bahwa apa yang diperoleh seseorang pada saat ini merupakan hasil pemikiran orang itu sendiri sebelumnya. Beliau mencontohkan, dirinya bisa menjadi artis terkenal seperti saat ini karena dulu, sejak kecil, saat teman-temannya menginginkan untuk menjadi dokter, insinyur, dll, beliau justru memilih untuk bercita-cita menjadi orang terkenal. Dia juga mencontohkan beberapa orang lainnya yang menjadi seperti apa yang diinginkan sebelumnya. Jadi, apa yang diraih seseorang bukanlah sesuatu yang didapat by accident, tapi merupakan hasil yang diperoleh by design. So, be positive! What you think is what you become.

Beliau juga menjelaskan, ada satu hal yang perlu digarisbawahi mengenai arti sukses. Sukses bukan berarti kita harus menjadi artis, presiden, ataupun miss universe. Sukses tidak ada hubungannya dengan materi. Sukses berarti kita bahagia. Bahagia dalam apa yang telah kita dapatkan, bahagia menjalani hari-hari kita. Dan, aku sendiri sudah memiliki gambaran mengenai hal-hal yang kiranya akan membuatku bahagia.

Dalam penjelasannya, beliau juga memaparkan bahwa ada dua kunci utama menuju kesuksesan, yakni capability dan opportunity. Capability ini bisa kita dapatkan dari proses pembelajaran selama hidup. "Selagi muda, penuhi dirimu dengan kemampuan-kemampuan yang tidak dimiliki orang lain. Jangan pernah berhenti belajar."

Sedangkan opportunity, yakni kesempatan, adalah sesuatu yang dapat kita ciptakan. Jadi kesempatan bukanlah sesuatu yang harus kita tunggu, tapi kita bisa menciptakan kesempatan-kesempatan itu. Salah satu cara untuk memeprbanyak kesempatan adalah dengan memperbanyak networking. Bagaimanapun, suatu hari nanti kita akan merasakan bahwa teman-teman kita adalah sesuatu sangat penting. Kemampuan networking ini bukanlah sesuatu yang merupakan bakat, melainkan adalah sesuatu yang bisa dipelajari.Jangan pernah berhenti berkawan. Buatlah banyak teman. Pelihara mereka. Begitu pesan yang disampaikan oleh Tantowi Yahya dalam paparannya.

Dan, beliau mengatakan, "ada satu hal yang perlu kita garis bawahi, sesuatu yang sangat penting dan harus kita pahami, Never be afraid to Dream!! Don't ever give up".

Selalu berusaha untuk meraih apa yang kita inginkan! Ya mungkin sometimes our work feels small and insignificant, but remember, a small ripple can gain momentum and build a current that is insurmountable. Great work is done by people who are not afraid to be great.

Yeah, don't ever give up, Guys!! Success seems to be largely a matter of hanging on after the others have let go.

Jangan pernah takut. Fears keeps people small, right? Mengutip kata-kata mutiara-nya Mr. Robin Sharma, "Run towards your fears! Embrace them! On the other side of your greatest fears lives your greatest life".

Dont be afraid to dream. Dream big. Feel it. Believe it. Achieve it. Pack all your Troubles, Sadness, Anger, Lies, Envy, Stress, and anything that is preventing you from feeling happy and pursuing your dreams. Whatever your dreams are...go for it!!

Percakapan Sore

Suatu sore di sebuah masjid di daerah Dieng

Mila: "Mbak Mutiara ya?"

Saya: "Iya, kamu...?"

Mila: "Aku Mila, Mbak. Aku SMA..." (dia menyebutkan nama salah satu SMA Negeri di kota Malang). "Kemarin Mbak masuk kelasku kan?"

Saya: "Oo, kamu kelas XII-*** kan?"

Mila: "Iya, Mbak. Mbak, aku itu sebenernya mau ikut tes masuk Universitas Ma Chung tapi aku masih takut nilaiku kecil."

Saya: "Gapapa,Dek. Kamu coba dulu aja, soalnya ini lagi Mid Periode I(November 2008-Januari 2009), jadi biayanya bisa jauh lebih kecil daripada adek ikut tes nanti-nanti."

Mila: "Tapi kalau nilaiku jelek apa bisa ikut tes lagi?"

Saya: "Iya, bisa. Asalkan kamu belum resmi terdaftar sebagai calon mahasiswa, kamu bisa nyoba tes lagi di periode berikutnya, yaitu Mid Periode II(Februari-April 2009) dan Final Periode (Mei-Juli 2009)"

Mila: "Oo gitu, ya Mbak. Tapi soalnya beda ya? hehe"

Saya: "Wah, pastinya beda. Dan lagi biaya yang kita bayarkan juga beda. Misalnya kamu diterima di jalur Reguler III pada Mid Periode I maka biaya yang harus dibayar akan sama dengan jika kamu diterima di jalur Reguler II pada Mid Periode II. "

"Terus misalnya lagi, ada anak diterima di jalur Reguler V (Nilai Tes Masuk UMC lebih dari 35 s/d kurang dari 40) yaitu jalur dengan nilai tes terendah, kalau dia daftar di periode awal (Early Bird), dia cuma bayar Rp. 15.000.000,- tapi kalo dia daftar di periode akhir, dia harus bayar Rp. 25.000.000,-. Jadi selisihnya bisa mencapai Rp.10.000.000,-"

Mila : "Wah, banyak juga ya. Terus kalo beasiswa prestasi yang bebas DPP nilai tesnya harus berapa, Mbak?

Saya : "Kalau beasiswa prestasi kategori I, DPP nya Rp 0,-, bebas biaya SPP, juga bebas bayar SKS. Itu nilai tesnya harus >85. Oh iya, buat menentukan nilai kita, yang dilihat ga cuma skor dari hasil tes, tapi juga dari prestasi selama di SMA, penghargaan yang pernah diraih, dan beberapa lainnya juga jadi pertimbangan."

Mila: "Oo gitu. O iya, waktu itu Kakak bilang kalo tesnya Matematika, Logika, n' Bahasa Inggris ya? susah ngga, Mbak, tesnya?"

Saya: "Hmmm...gimana ya... sebenarnya kalo kita merasa siap, semuanya ga terlalu sulit kok. Faktor psikologis juga berpengaruh di sini. Waktu mengerjakan, sebaiknya pikiran kita tenang jadi hasilnya bisa maksimal. Tapi kita juga tetap perlu berpikir cepat, terutama untuk soal-soal logika. Percaya aja sama kemampuan kamu".

[beberapa mahasiswa/i UMC berdiri di depan Gedung Bhakti Persada]

Mila: "Ya, minta doanya deh, Mbak. Aku pingin bisa masuk di Universitas Ma Chung, kalau bisa sih pingin yang Beasiswa Prestasi. Kalo Beasiswa Prestasi yang ketegori II itu bebas SPP ya, Mbak?"

Saya: "Iya, beasiswa prestasi kategori II itu cuma perlu bayar DPP sekitar 3 juta aja (periode Early Bird, dan meningkat 1 juta setiap periodenya), trus kita juga bebas SPP tiap semesternya. Jadi kita cuma perlu bayar biaya SKS, Rp 150.000,- per SKS-nya."

Mila: "Mudah-mudahan aku bisa deh, Mbak. BTW, Mbak dulu ga ikut SPMB tah?"

Saya: "Aku ikut. Sebenarnya aku diterima di jurusan Akuntansi, Universitas ********* (perguruan tinggi negeri favorit di kotaku),tapi waktu itu aku sudah diterima di sini. Saat itu aku sedang mengikuti masa-masa Intensive Course dan Study Skill di Universitas Ma Chung. Dan, entah kenapa, rasanya aku nggak rela meninggalkan Univ Ma Chung ini"

Mila: "terus yang SPMB dilepas? gak sayang ta, Mbak?"

Saya: "cukup banyak sih yang menyayangkan keputusanku waktu itu, ya soalnya kamu tahu sendiri untuk bisa diterima di jurusan tersebut, butuh usaha yang tidak mudah. Tapi aku ngerasa aku pingin tetap di sini. Aku tuh rasanya nge-lihat sesuatu yang berbeda di sini. Meskipun aku adalah angkatan pertama di Universitas Ma Chung, aku melihat sesuatu yang membuat saya gak mau berpaling dari sini. Untungnya orangtua dan orang-orang terdekat saya selalu mendukung"

Mila: "Iya lho, Mbak. Temen-temenku banyak yang pingin masuk si situ. Malah sebagian besar kelasku, target pertamanya ya jurusan Akuntansi sama Manajemen di Universitas itu. Kalo aku sendiri, sejak awal tahu, langsung ada feeling ke Universitas Ma Chung. BTW, aku boleh minta nomer hapenya Mbak? bukan 7274444 yang waktu itu kan, Mbak?hehe"

Waktu aku presentasi di kelasnya, emang ada anak yang tanya nomer hapeku, tapi kelihatannya sih iseng gitu. Jadi aku jawab juga sambil bercanda, ngambil dari lirik lagu.

Saya: "Oh iya, boleh. Nomerku 085********. Oke, nanti kalo mau tanya-tanya lagi SMS ato telp aja. Kalo mau liat webnya UMC, buka aja http://www.machung.ac.id/. Oke, aku balik dulu ya. Smangad!!"

Mila: "Iya, makasih ya Mbak."

.DOC dan .XLS menjadi .EXE

Setelah seharian mengutak-atik laptop, sambil mencari beberapa referensi, akhirnya aku menemukan cara untuk memberantas virus ini.

Jadi kemarin entah darimana, tiba-tiba aku lihat file-file Ms. Word di Flash diskQ berubah jadi .EXE semua. Aku sampe kaget gitu, n udah mikir yang macem2 juga, tapi akhirnya aku bisa sedikit bernafas lega karena yang terinfeksi sama virus ini cuma file MS. Word yang ekstensinya doc (Ms.Office 1997-2003) aja, sedangkan yang ekstensinya docx (Ms.Office 2007) ternyata ga terinfeksi. Untungnya file Ms.Word berekstensi doc yang ada di flashdiskQ cuma 4 file 'n ga terlalu penting, sedangkan puluhan file Ms.Word lainnya berekstensi docx.

Belakangan, aku tahu kalo ini virus bernama KSpooldA. Jadi waktu kita menjalankan file dokumen yang terinfeksi, maka ia akan mengekstrak beberapa bagian file. Dia mengeluarkan file induk untuk ditanamkan di direktori System 32 Windows. Trus dia mengaktifkan dirinya di memory dengan nama kspoold.exe, trus dia menjalankan dokumen yang tadi sudah di ekstrak itu.

Setelah virus aktif, dia akan mencari ke setiap drive komputer kita. Kalo dia menemukan ada drive Flash Disk, maka dia akan mencari pada drive tersebut trus menginfeksi setiap dokumen .doc dan .xls yang dia temukan.

Virus ini juga menciptakan sebuah file yaitu avmeter32.dll. File ini madalah file pendukung virus yang di-inject ke dalam proses explorer.exe untuk memonitor proses virus di dalam memory. Jadinya setiap kali kita mencoba buat mematikan proses virus ini di Task Manager, dia akan tetap aktif lagi, walaupun kita coba menghentikan proses, trus menghapus filenya, soalnya dia juga sudah menyimpan backup file induknya di dalam direktori user Temp, dengan nama "Uninstall Log.dat".

Eh, tapi virus ini juga membuat beberapa file log di dalam direktori temp Windows. Dalam direktori Windows\Temp\ akan ada file KSPOOLD.TXT. Selain itu di sana juga terdapat file UninstallC.TMP. Trus ada lagi file log-nya di direktori \Documents and Settings\PearLy_Zone\Local Settings\Temp\AEGIS.TXT. Dengan membaca file log ini, kita bisa tahu apa aja yang dikerjakan oleh virus ini. Seru, kan?

Kalo antivirus yang kita punya belum cukup ampuh buat mengatasi virus ini, kemarin aku baca beberapa sumber, katanya sih kita bisa saja membunuh virus ini di memory dan membuat dia tidak aktif lagi secara manual, yaitu dengan menjalankan manajemen services di Windows. Jadi kita klik Start>Run> trus ketik services.msc. Cari services yang namanya "K Print Spooler", trus double click di servis tersebut. Trus di dialog box yang muncul, ubah Startup Type dari Automatic menjadi Disabled, trus klik OK. Kalo udah, kita restart komputer kita. Sekarang virus ini udah tidak aktif lagi. Sekarang hapus file inti virus itu yang ada di direktori System32 Windows dengan nama kspoold.exe dan avmeter32.

Ternyata seru juga ya?! Bagi yang mau nyoba, dipersilakan...

Mutiara "Versatile" Aisyah???

Waktu liat jadwal seminar John Robert Power, Februari besok di website Universitas Ma Chung yang abis kami update kemarin, aku jadi inget sama rangkaian kegiatan CBDC (Character Building Development Centre) satu tahun yang lalu. CBDC yang aku ikuti saat itu adalah CBDC seri pertama, yaitu mengenai Relasi Manusia dengan Diri Sendiri. Di CBDC setahun yang lalu, ada kesan tersendiri buat aku, soalnya aku menikmati banget waktu itu. Di sana aku belajar banyak tentang Pengembangan Diri.

Dari sana, aku jadi tahu kalo aku ini punya kepribadian pelangi (Sanguin 26%, Flegmatis 26%, Koleris 25%, Melankolis 23%), jadi bener2 nyaris punya prosentase yang sama, cuma beda 1% dan 2% aja. Katanya sih, hal ini bisa menjadi kelebihan n' bisa juga jadi suatu kekurangan, tinggal bagaimana kita me-managenya sendiri. Tapi kata mentorku, tipe kepribadian ini masih bisa diubah dan berubah seiring berjalannya waktu.

Trus di CBDC waktu itu, beberapa anak di kelompokQ (Kristen Nygaard) masuk koran, hehe. Benernya beritanya sih tentang CBDC di kampusQ, tapi karena wajah2 superstar emang ga bisa disembunyikan, jadilah wajah Feby, Yessica, dan aku nampang di halaman depan salah satu surat kabar harian =p

Trus waktu itu, kita juga diajarkan banyak hal yang berkaitan dengan pengembangan diri. Aku banyak belajar tentang penilaian terhadap diri sendiri maupun orang lain, aktualisasi diri, perancangan goal, visi, misi, bahkan tentang obituary. Sebenarnya obituary ini kurang lebih sama seperti prinsip ke-2-nya Stephen R. Covey di buku Seven Habits of Highly Effective People-nya yaitu "Merujuk pada Tujuan Akhir". Obituary itu sendiri adalah seperti resensi orang lain, bukan terhadap buku atau kaset, melainkan terhadap diri kita. Jadi semacam testimonial orang lain yang diberikan setelah kita meninggal gitu. Misalnya gini,

"Mutiara, wanita anggun yang dicintai oleh seluruh dunia ini sungguh sangat menginspirasi banyak orang. Selama hidupnya, Mutiara banyak menghabiskan waktu untuk mendedikasikan dirinya bagi...." (lanjutannya kapan2 aja ya). Narsis dalam pembuatan obituary diri kita memang dianjurkan kok,hwe37x.

Menurut dosenku, obituary ini akan memberi dampak yang cukup besar bagi kehidupan kita, karena kita telah memiliki tujuan yang jelas. Teman-teman yang mau mencoba, dipersilakan... nanti coba dibuktikan hasilnya. Dosenku juga mengatakan bahwa semakin dini obituary dibuat, semakin besar pengaruhnya terhadap diri kita. Ouch, tahu gitu waktu lahir, aku langsung minta ajarin mama-papa untuk bikin obituary-ku...

[Sayangnya waktu umur segini, aku belum ikut CBDC ini, huhu...]

Selain itu di CBDC ini, ada banyak materi-materi yang berguna banget. Misalnya mengenai menghadapi kegagalan, kekuatan mimpi, ketekunan, pentingnya ketulusan, kejujuran, integritas, dan masih banyak lagi. Ada satu kutipan yang aku ingat disampaikan oleh salah satu pemateri, kutipan yang juga kutemukan di buku Today Matters karangan John C. Maxwell yaitu,"Jadilah perubahan yang engkau ingin lihat di dunia".

Ya, kalo menurutku pengamatanku selama ini sih, seminar-seminar di CBDC I ini kualitas dan manfaatnya jauh lebih besar dibandingkan seminar-seminar sejenis lainnya (misalnya, Spirit of Excellence tiap hari Senin yang kadang kurang terasa manfaat dan pengaruhnya bagi saya).

Trus, di CBDC pertama itu, juga ada pemberian nama tengah. Jadi nama tengah itu diberikan sesuai kesepakatan teman-teman di kelompok metoring kita. Kelompok mentoringku pada saat CBDC I itu terdiri dari sekitar 15 anak dan 1 mentor (Pak Romy). Pada sesi pemberian nama tengah ini, kita diberi daftar puluhan kata-kata sifat baik yang nantinya akan digunakan sebagai nama tengah. Jadi untuk memberi nama tengah ke salah satu anggota kelompok, anggota kelompok berunding bersama untuk memilih nama tengah dari kata-kata yang ada pada daftar sifat baik tersebut. Kata yang dipilih adalah yang kurang lebih sesuai dengan sifat/karakter anak ybs. Daftar kata-katanya waktu itu antara lain, Smart, Funny, Tough, Helpful, Beautiful, Honest, Patient, Kind, dkk.

Waktu itu kebetulan aku dapet nama tengah "Versatile", awalnya aku rada bingung juga tentang maksud dari nama itu, tapi waktu itu aku tanya ke Bu Lilis yang waktu itu duduk di sebelahku katanya Versatile = able to adapt to many different function or activites. Trus pas aku tanya ke temen-temen kelompokQ katanya artinya kurang lebih memang "serba bisa". Waduh, kayaknya kalian salah ngasih nama aku deh, Rek. Apalagi setelah dapet nama itu, kita harus bikin label nama tengah tersebut n ditempel di baju sehingga dilihat banyak orang. Versatile is my middle name!! (Helloooo...ada orang di sana??!!)

Hmm...Mutiara "Versatile" Aisyah??? Lumayan sih, tapi kira-kira mama-papaku marah gak ya kalo tau nama pemberiannya diganti seenaknya gini, hehehehehe....



(Numpang iklan, buat siapapun, Teman-teman, Bapak/Ibu, Om/Tante, Mas/Mbak dan pembaca blog ini yang SMS ke hape saya dan belum mendapat balasan yang sesuai, mohon maaf. Handphone saya sedang rusak sejak 3 hari yang lalu, terkena virus bluetooth di Matos. Sehingga untuk membalas, membutuhkan perjuangan yang cukup panjang dan berat, mohon pengertian dan kesabarannya. Terima kasih)