No One To Blame But Myself

Tadi malam, saya dan seorang teman baru saja pulang dari kantor salah satu lembaga untuk membuat proposal. Setiba di depan rumah, saya segera berlari masuk karena hujan deras sedang mengguyur daerah tempat tinggal saya. Setelah memasuki ruang tamu, saya benar-benar terkejut. Adik saya sedang duduk di sana bersama seorang wanita berjilbab yang ternyata adalah seorang guru les. Saya tak mampu berkata-kata, ada sesuatu yang memberontak di dalam diri saya.

Hal ini berarti, eksistensiku sebagai seorang kakak sedang dipertanyakan. Aku memang bukan seorang yang jenius dan berkemampuan seperti Einstein, tapi setidaknya aku masih bisa berusaha untuk memberikan solusi atas permasalahannya. Dan, aku tahu kemampuan dalam diri adikku tak pernah membuat orangtua kami benar-benar membutuhkan seorang guru khusus untuk membantunya. Sepanjang sejarah, belum pernah sekalipun orangtuaku menyewa seorang guru les untuk membantu anaknya memahami pelajaran sekolah, tentunya selain tadi malam. Aku tak bisa berhenti menyalahkan diriku. Aku telah mengecewakan adikku dan kedua orangtuaku.

Bagaimana mungkin aku membiarkan adikku memanggil seorang guru les, sementara ada aku, kakaknya, yang selalu ada untuk membantunya.

Tunggu... aku jadi bertanya-tanya...

Selalu ada?? Apakah aku benar-benar selalu ada? Apakah aku benar-benar selalu ada saat dia membutuhkan?

Tidak.

Aku tak pernah ada di sampingnya saat dia membutuhkanku.

Kesibukan selalu menjadi alasan yang membuatku semakin jauh darinya.
Saat aku tiba di rumah, dia sudah lelah bahkan terlelap.

Saat kami bangun di pagi hari, kami sudah sibuk dengan persiapan menghadapi hari kami masing-masing.

Bahkan Sabtu atau Minggu seringkali tak lagi dapat menjadi saat-saat kami menghabiskan waktu, untuk sekedar berbagi semangkuk es krim atau bermain game bersama.

Maafkan aku, Adikku...
Meski aku tak selalu ada di sampingmu, tapi aku berjanji akan berusaha untuk selalu bisa membantumu di saat kamu membutuhkanku.

9 komentar:

tes said...

tes

Mr. Fightto said...

Sungguh seorang kk yang sangat baik ..

Memeang, tidak dipungkiri..kadang" kesibukan membuat kita jauh dari orang yang selalu dekat dengan diri kita. Suatu dilema yang sering dihadapi banyak orang, bahkan dalam sebuah rumah tangga pun demikian .. hehehe

Tapi ....

Masih terdapat banyak cara untuk mengatasinya ... Selamat Anda belajar sebuah hal yang luar biasa... Selamat menemukan solusi yang terbaik ... hehehe

Salam SUKSES dan LUAR BIASA,

Mr. Fightto

Ekak said...

Ternyata selain sosok iu negara yg berhati mutiara, juga masih memperhatikan masa depan adiknya. Sungguh pemandangan yg jarang lagi di era dunia datar ini

Mutiara Aisyah said...

@Mr. Fightto
Iya, Bang, kemarin itu aku sempat menyesal n merasa bersalah banget, tapi keadaan memang mengharuskan kami mencari cara lain untuk menjaga kedekatan ini. Tapi sebenarnya kami masih tetap bisa mengoptimalkan semuanya, karena kualitas lebih penting daripada kuantitas kan :)

Salam Sukses n' dahsyat selalu!!

=D

Mutiara Aisyah said...

@Ekak
sudah menjadi kewajiban seorang kakak untuk menjaga adiknya, aku yakin kamu juga punya pikiran yang sama ke adikmu kn? ayo, Kak..qta hasilkan adik2 yang lebih baik dari kakak-kakanya =)

Smangat untuk seluruh kakak di Indonesia!! ^^

Mr.Fightto said...

Mantap...mantap...

ups... hati", ntar bisa kedengar sama bu t***, kuantitas lebih penting dari kualitas ... LOL ... :D

Salam SUKSES dan LUAR BIASA

Anonymous said...

huhuhuhu...terharu..wakakaka

http://adamroz.wordpress.com

Mutiara Aisyah said...

@Bang Atho
Kalo yg itu beda kasus kyknya, Bang... hehehe,,
Ayo kita buktikan!! =D

Mutiara Aisyah said...

@Adamroz
Klo km nangis, bilang aq...
Aq jual tissue, beli 1 gratis 1, hahaha...

Salam dahsyat!

Post a Comment