Kamis, 18 Desember 2008, sore hari sekitar pukul 16.40, setelah bel berbunyi, Luci, Tika, Vira, dan saya baru saja selesai menyicil tugas akhir Sistem Informasi dan chattingan di SAC. Setelah itu, mereka berencana pulang ke rumah masing-masing, sementara saya yang telah memiliki janji dengan Pak Teady semenjak siang tadi, segera pergi untuk menemui beliau di kantornya. Setelah sekitar 20 menit berbagi cerita dengan dosen Pembina akademik saya tersebut, saya segera turun ke Meeting Room untuk menemui Ekak dan adik-adik kami (Ona, Umy, Amanda, Reza, Devina, Anggi, dan Rahayu). Setelah itu, saya agak heran juga saat Ona mengajak saya pulang, padahal biasanya kami menghabiskan waktu untuk mengerjakan tugas-tugas di sana hingga malam tiba. Tapi karena saya sangat mengantuk setelah semalaman begadang mengerjakan tugas SIA&K serta kebetulan tidak ada tugas untuk besok yang membutuhkan akses internet, saya segera mengiyakan ajakannya.
Setelah itu, saya dan Ona segera menuruni tangga menuju basement untuk menuju motornya Ona, dan tak lama kemudian………
“Qu Ni Sheng Er Kuai Le…. Qu Ni Sheng Er Kuai Le…...” (Happy B'day in Chinese Version)
terdengar seruan merdu dari suara-suara yang sangat akrab di telinga saya. Dan tak lama kemudian, nampaklah segerombolan anak-anak muda membawa sebuah birthday cake dengan lilin berangka 19 bertengger di atasnya. Dan, saya masih berdiri, terpana menatap mereka.
Hayu, Tika, Luci, Vira, Chun2, Mbak Mei, Winda, Arlingga, Bagoes, Yulius, Bang Jo…. Mereka semua memberikan suara indah dan senyum tulus kepada saya. Dan, saya masih terpana beberapa saat, sebelum akhirnya mendengar suara mereka yang bersahut-sahutan meminta saya untuk segera make a wish dan meniup lilin di atas taart yang sudah mereka sodorkan pada saya.
Setelah itu, tanpa saya sadari mereka mengiring saya ke halaman terbuka dengan alasan untuk berfoto bersama. Karena tak ingin melewatkan momen tersebut, saya pun segera mengikuti ajakan mereka untuk berfoto di taman. Tapi tak lama kemudian,,byuurrrrrr!!! siraman air berwarna coklat pekat dengan bau sangat tak sedap mengalir dari atas kepala saya…(huhu, narsis berbuah petaka…). Berulangkali saya berteriak lepas saat siraman air tersebut mengenai hampir semua permukaan tubuh saya.
Setelah sejenak berlarian mengejar teman-teman, akhirnya saya merasa tak tega pada mereka. Setelah merasa iba mendengar permintaan mereka untuk makan kue bersama, akhirnya saya memutuskan utnuk melakuka prosesi pemotongan tart bersama. Dan, akhirnya, Lemon Cake buatan Holland Bakery yang saya bagi menjadi enam belas potong kami habiskan bersama-sama, Hayu, Tika, Luci, Vira, Chun2, Mbak Mei, Winda, Arlingga, Bagoes, Yulius, Bang Jo, Ekak, Ona, Reza, Amanda, Dony, dan saya. Salah satu cake terlezat yang pernah saya makan, karena ada mereka di samping saya..(ehem2...)
Setelah menikmati cake tersebut bersama-sama, tiba-tiba Bagoes memberikan colekan krim pada wajah saya, dan saya segera mengejarnya. Dan teman-teman yang lain pun segera berlari juga menghindari saya. Tapi beberapa kali saya lengah, hingga Winda, Bang Jo, dan Bagoes berhasil beberapa kali mengoleskan krim di wajah saya. Bahkan, karena kelengahan saya saat mencejar teman-teman lain, Bagoes sempat berhasil mengoleskan segenggam penuh krim pada wajah saya. Dan, wajah saya pun tak ubahnya seperti monster yang berbau tak sedap dengan wajah badut karena menggunakan masker dari krim susu. Saat itu, sisi kiri basement yang terhubung dengan taman samping seolah penuh dengan teriakan dan derap langkah makhluk-makhluk yang mencoba menghindar dari kejaran monster.
Setelah sekitar 1 jam kami berkejaran, saya lihat mereka telah nampak lelah, dan akhirnya kami pun memutuskan untuk berdamai. Dan, kami segera membereskan daerah tersebut, membuang sampah-sampah yang kami tinggalkan, membersihkan sisa-sisa kekacauan yang telah kami buat. Dan, saya didampingi teman-teman segera menuju Rest Room untuk membersihkan diri saya dari cairan maut dan krim badut tersebut. Saya sempat terkejut melihat wajah saya di kaca, menyeramkan!! Akhirnya, saya pun segera membersihkan diri sejenak, kemudian berganti kaos dan jilbab yang telah dibawakan oleh Vira, serta jaket milik Winda.
Setelah itu, beberapa teman dan dosen yang mengetahui hal ini, sempat memberikan ucapan pada saya. Dan saya segera menginterogasi teman-teman mengenai kejadian tadi. Dari situ saya mendapatkan beberapa fakta, antara lain :
Cairan maut yang disiramkan ke tubuh saya tadi adalah gabungan sisa makanan dan minuman teman-teman. Cairan ini antara lain terdiri dari kuah garang asem (sumber bau utama), mayonnaise, sisa salad, kuah mie instan, kremesan ayam, sisa-sisa jus dan kopi, potongan lalapan, nasi dan sisa sambal, dll. Gosh, it seems disgusting, but I don’t mind…because I love them.
Cairan tersebut dibuat sejak kemarin siang, tepat pada saat hari ulang tahun saya. Sayangnya, kemarin saya tidak makan siang bersama mereka, karena pada saat itu saya baru saja berangkat dari rumah.
Mereka tidak melakukannya tepat di hari ulang tahun saya karena kemarin Mas Andik ada di kampus sebagai pemateri dalam Ma Chung Programming Discussion Forum, dan mereka mengaku tidak enak karena takut dimarahi Mas Andik.
Mereka sempat kebingungan saat saya bercerita pada Tika bahwa saya akan langsung pulang setelah rapat tim web siang itu, dan akhirnya dengan berbagai alasan Luci berhasil mengajak saya untuk mengerjakan tugas SI sore itu sehingga saya selesai di saat yang tepat.
Pada saat saya berada di ruangan Pak Teady, mereka berkoordinasi dengan Ona, Ekak, dan Reza, untuk mengatur strategi agar saya bisa segera turun ke basement.
Saya berhasil melompati pagar yang menghubungkan besement dengan taman
Winda sempat menabrak pohon pada saat berusaha lari menghindar dari saya
Arlingga sempat nyaris berhasil terkena olesan krim, sebelum akhirnya ia berlari saat saya sudah berjarak selangkah di sampingnya
Saya sempat terpingkal melihat Chun2 dan Tika sempat menari ala India dengan berpegangan pada pohon-pohon di taman
Bang Jo adalah pemegang rekor sebagai yg paling sering berhasil mengoleskan krim di wajah saya
Bagoes menerima potongan cake tersebut dari langsung dari Luci
Vira adalah yang sie dokumentasi utama dalam kegiatan ini
Hayu dan Mbak Mei sempat menghilang sebelum saya temukan sedang bersembunyi di balik barisan motor yang ada di basement tersebut
Yulius adalah pemegang rekor sebagai yang paling tenang namun penuh strategi dalam perlawanan
Ekak berpura-pura meminta pulsa walaupun saat itu hape saya sedang mati karena lowbat. Hal itu dilakukan untuk mengamankan hape saya dari siraman ramuan maut
Ona mengamankan laptop dan buku-buku saya dari ramuan maut dengan setengah memaksa menawarkan untuk membawakan tas saya
Pak Daniel Ginting yang saya rasa telah mengenal wajah saya, menjadi tidak mengenali wajah saya karena sedang tertutup oleh krim badut tersebut
Pak penjaga parkir sempat tertawa terpingkal-pingkal saat melihat Bagoes menampikkan segenggam krim ke wajah saya
Kemeja saya yang terkena ramuan tersebut harus dicuci sebanyak 4 kali sebelum dapat kembali seperti keadaan semula
Dan masih banyak lagi fakta-fakta menggelikan maupun mengharukan yang ada di balik kejadian itu.
Dari semua itu, ada satu hal yang tak ingin saya lewatkan. Hal itu adalah, saya sangat ingin berterima kasih pada teman-teman saya. Terima kasih atas segalanya. Segala yang telah kalian berikan kepada saya. Thankssss banget ya, Sizt and Bro… Luv U all…